SIGNIFIKANSI KEDISIPLINAN GURU
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII
DI SMP NEGERI 2 PAPAR
Proposal
ini disusun untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah “ TAFSIR 3 “
Dosen
Pengampu :
H. Moh. Akib Muslim, M. Ag
Disusun
Oleh :
teguh winarno 932100910
JURUSAN
TARBIYAH PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
( STAIN ) KEDIRI
2011
PROPOSAL
SIGNIFIKANSI KEDISIPLINAN GURU
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII
DI SMP NEGERI 2 PAPAR
A. Latar
Belakang
Pendidikan merupakan proses yang
sangat menentukan untuk perkembangan individu dan perkembangan masyarakat.
Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.
Nana Sudjana mengemukakan, bahwa
Pendidikan sebagai upaya memanusiakan manusia pada dasarnya adalah “upaya
mengembangkan kemampuan atau potensi
individu sehingga bisa hidup optimal, baik sebagai pribadi maupun
sebagai anggota masyarakat serta
memiliki nilai-nilai moral dan sosial sebagai pedoman hidupnya”[1]
Dalam UU RI No 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional dijelaskan bahwa :
Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.[2]
Keberadaan guru merupakan masalah
yang menarik untuk diteliti, hal ini terbukti dengan banyaknya sorotan dari
masyarakat yang menganggap guru sekarang ini banyak berbuat seenaknya sendiri
tanpa mentaati peraturan yang ada, sehingga program pendidikan terkesan tidak
teratur.
Nana Sudjana mengemukakan, faktor terpenting
dalam kegiatan belajar adalah guru, oleh karena itu dalam melaksanakan tugasnya
guru tidak hanya memiliki standart pengetahuan, keterampilan dan pengalaman
tetapi juga harus disiplin. Bagaimana mungkin seorang siswa akan berkembang
dengan baik bila gurunya kurang sadar akan makna dan tugasnya sebagai guru.[3]
Jadi apalah artinya pengetahuan tinggi bila dalam mengajar tidak efektif dan
efisien, apalah artinya pengalaman bila tidak diimbangi dengan sikap yang
mencerminkan ketauladanan yang baik.
Kesuksesan belajar mengajar tidak
terlepas dari disiplin guru dalam mengajar. Seorang guru dapat dikatakan
berdisiplin dalam mengajar apabila terbiasa melakukan kegiatan mengajar tepat
waktu, tempat dan menurut aturan yang ada. Untuk membentuk kedisiplinan guru
perlu disusun tata tertib yang mana bisa menumbuhkan benih kedisiplinan guru.
Menurut E. Mulyasa, Disiplin
dimaksudkan bahwa “Guru harus mematuhi berbagai peraturan dan tata tertib
secara konsisten, atas kesadaran profesional, karena bertugas untuk
mendisiplinkan para siswa di sekolah, terutama dalam pembelajaran. Oleh karena
itu, dalam menanamkan disiplin guru harus memulai dari dirinya sendiri, dalam
berbagai tindakan dan prilakunya.”[4]
Kedisiplinan guru pendidikan agama
Islam haruslah diperhatikan karena semua itu akan ditiru oleh semua siswa dan
semua itu juga akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Oleh karena itu
guru diharapkan menerapkan kedisiplinan didalam kegiatan megajar, merangsang minat
belajar dan menjaga supaya siswa tetap memiliki motivasi sehingga dapat belajar
lebih banyak dan cepat, supaya siswa bisa dapat memperoleh hasil dan prestasi
yang lebih baik dalam belajar.
Sekolah
menengah pertama Papar II yang merupakan sebuah sekolah pertama setelah
pendidikan dasar membangun siswanya mampu berkompetisi di sesuai dengan
kompetensi yang dimiliki oleh siswa, merupakan sekolah negeri yang berada di
wilah Papar, namun ketika melihat pendidikan agama Islam disekolah tersebut
relative kurang, dikarenakan tenaga pengajar agama Islam hanya 3 orang dengan
pengalaman mengajar yang berbeda-beda, maka berangkat dari masalah tersebut diatas, ada sesuatu yang menarik dan perlu
dicermati lebih lanjut. Penulis tertarik untuk meneliti
tentang “PENGARUH KEDISIPLINAN GURU
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2
PAPAR”.
B. Rumusan
Masalah
Setelah diketahui variabel-variabel
penelitian, dan diketahui pula kedudukan dan hubungan masing-masing variabel,
dan untuk menyederhanakan masalah penelitian yang masih umum tersebut, berikut
peneliti merumuskannya dalam rumusan-rumusan masalah yang spesifik.
1.
Bagaimanakah
kedisiplinan guru pendidikan agama Islam kelas VII di SMP Negeri 2 Papar?
2.
Bagaimanakah
hasil belajar siswa kelas VII di SMP
Negeri 2 Papar?
3.
Adakah
pengaruh kedisiplinan guru pendidikan agama Islam kelas terhadap hasil belajar
siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Papar?
C. Tujuan
Penelitian
Berangkat dari rumusan masalah sebagaimana
dikemukakan diatas maka tujuan penelitian
ini, antara lain:
1.
Untuk
mengetahui sejauh mana kedisiplinan guru pendidikan agama Islam kelas VII di
SMP Negeri 2 Papar.
2.
Untuk
mengetahui hasil belajar siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Papar
3.
Untuk
menguji apakah kedisiplinan guru pendidikan agama Islam kelas VII berpengaruh terhadap hasil belajar siswa di
SMP negeri 2 Papar.
D. Kegunaan
Penelitian
Setiap hasil penelitian tentu mempunyai
arti, mempunyai makna dan manfaat. Baik dalam kaitannya dengan pengembangan
Ilmu Pengetahuan yang sedang dicermati, maupun manfaat untuk kepentingan praktis. Hasil penelitian
ini sekurang-kurangnya memiliki manfaat sebagai berikut:
1.
Secara
teoritis
Hasil penelitian ini
diharapkan dapat menyumbang perkembangan Ilmu Pengetahuan khususnya dalam Ilmu Pengetahuan pendidikan
agama Islam.
2.
Secara
Praktis
Dapat dijadikan sebagai masukan dan
bahan pertimbangan bagi guru atau
pendidik serta menyadari bahwa kedisiplinan merupakan aspek moral yang perlu
diperhatikan dan dibina dalam menentukan hasil belajar siswa yang baik.
E. Hipotesis
Penelitian
Hipotesis
dapat diartikan sebagai “suatu jawaban sementara terhadap permasalahan
penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.” [5]
Berangkat
dari perumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka dapat disusun
hipotesis penelitian sebagai berikut:
1.
Hipotesis
Kerja (Ha)
2.
Hipotesis
Nihil (H0)
Tidak ada pengaruh antara kedisiplinan guru pendidikan agama Islam dengan hasil belajar
siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Papar.
F. Ruang
Lingkup Keterbatasan Penelitian.
Ruang lingkup hasil penelitian ini mencakup masalah tentang kedisiplinan
guru pendidikan agama Islam dan hasil belajar siswa. Selanjutnya agar pembahasan
dalam penelitian dapat terfokus pada permasalahan yang akan diteliti,maka
penelitian ini penulis batasi pada masalah kedisiplinan guru pendidikan agama
Islam dan pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa kelas VII di SMP Negeri 2
Papar. Sedangkan obyek penelitian ini adalah siswa kelas VII dan hasil belajar
siswa kelas VII. Penelitian ini di batasi pada aspek kognitif saja yang berupa
nilai raport.
G. Definisi Operasional
Agar diperoleh gambaran yang jelas tentang
judul tersebut dan untuk menghindari salah pengertian dalam memahami judul
skripsi tersebut, maka penulis akan memberi pengertian yang jelas atas beberapa
definisi yang terkandung dalam judul tersebut, antara lain:
1.
Disiplin
Guru Pendidikan Agama Islam
“Disiplin
adalah Adanya kesediaan untuk mematuhi peraturan – peraturan dan
larangan-larangan. Kepatuhan disini bukan hanya patuh karena adanya
tekanan-tekanan dari luar, melainkan kepatuhan yang disadari oleh adanya
kesadaran tentang nilai dan pentingnya peraturan-peraturan dan larangan-larangan
tersebut”.[6]
“Guru adalah Orang yang memberikan ilmu
pengetahuan kepada anak didik.”[7]
Guru agama adalah orang yang memiliki
profesi sebagai pengajar, pendidik dan pelatih bertanggung jawab terhadap anak
didik dibidang keagaman, agar menjadi manusia yang paripurna.
Adapun kedisiplinan guru pendidikan agama
Islam adalah “suatu keadaan tertib dan teratur yang dimiliki oleh guru dalam
mengajar disekolah tanpa adanya pelanggaran-pelanggaran yang merugikan baik
secara langsung maupun tidak langsung terhadap dirinya, teman sejawatnya, dan
terhadap sekolah secara keseluruhan” [8]
Indikator kedisiplinan guru pendidikan agama
Islam yakni melaksanakan tata tertib dengan baik yang meliputi :
a.
Patuh
terhadap aturan sekolah atau lembaga pendidikan.
b.
Menggunakan
kurikulum yang berlaku atau satuan pembelajaran.
c.
Menguasai
materi pelajaran pendidikan agama Islam
d.
Rajin
dalam mengajar
e.
Tepat
waktu dalam mengajar
f.
Tidak
pernah keluar kelas ketika mengajar.
g.
Tidak suka
malas dalam mengajar
h.
Mempersiapkan
materi pelajaran terlebih dahulu
i.
Membuat
rencana pembelajaran
j.
Membantu
kelancaran proses belajar mengajar. [9]
2.
Hasil
Belajar
Hasil belajar adalah
nilai hasil dari proses belajar dimana siswa berhasil atau tidak dalam
menguasai materi maupun dapat dilihat dari perubahan pengetahuan, sikap, dan
perilaku siswa setelah melakukan proses belajar mengajar yang dituangkan dalam
nilai raport.
Indikator hasil
belajar ini dikategorikan sebagai berikut, seperti yang tercantum pada raport:
1.
Apabila
nilai 10 dikategorikan Istimewa
2.
Apabila
nilai 9 dikategorikan Baik sekali
3.
Apabila
nilai 8 dikategorikan Baik
4.
Apabila
nilai 7 dikategorikan Lebih dari cukup
5.
Apabila
nilai 6 dikategorikan Cukup
6.
Apabila
nilai 5 dikategorikan Hampir cukup
7.
Apabila
nilai 4 dikategorikan Kurang
8.
Apabila
nilai 3 dikategorikan Kurang sekali
9.
Apabila
nilai 2 dikategorikan Buruk
10.
Apabila
nilai 1 dikategorikan Buruk sekali
Dari penjelasan di atas dapat di ketahui
Variabel (x) dan Variabel (y). Variabel (x) yang dimaksudkan adalah Kedisiplinan Guru Pendidikan Agama
Islam yang mengajar kelas VII di SMP Negeri 2 Papar. Sedangkan Variabel (y)
adalah Hasil Belajar Siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Papar.
H. METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis dan Rancangan
Penelitian
Menurut Mardalis, metode disini diartikan
sebagai “suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian”.
Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai “upaya dalam bidang ilmu
pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip
dengan sabar, hati-hati dan sistematis untuk mewujudkan kebenaran”.[10]
Sehubungan dengan permasalahan yang akan
diangkat yaitu tentang "Pengaruh Kedisiplinan Guru Pendidikan Agama Islam
Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII" maka penelitian yang penulis gunakan merupakan
jenis penelitian kuantitatif. Dalam rancangan penelitian ini penulis
menggunakan metode deskriptif. Menurut Sumanto metode deskriptif yaitu
“merupakan data untuk menguji hipotesis yang berkaitan dengan status atau
kondisi obyek yang diteliti pada saat dilakukan penelitian”.[11]
Penelitian ini akan meneliti dua variabel,
yakni variabel bebas (x) dan variabel terikat (y) yang diduga mempunyai
pengaruh. Variabel (x) yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah
kedisiplinan guru pendidikan agama Islam yang mengajar di SMP Negeri 2 Papar.
Sedangkan variabel (y) yakni yang berupa hasil belajar siswa kelas VII di SMP
Negeri 2 Papar yang dituangkan dalam nilai raport. Dengan menguji dua variabel
tersebut diharapkan dapat terjawab permasalahan dalam penelitian yaitu pengaruh
kedisiplinan guru pendidikan agama Islam terhadap hasil belajar siswa kelas
VII. Terkait dengan mata pelajaran yang
diberikan oleh guru tersebut, dalam mata pelajarannya berpengaruh pada hasil
belajar siswa kelas VII tersebut..
2. Populasi dan
Sampel
1.
Populasi
Menurut Sumanto, Populasi adalah “keseluruhan
dari jumlah subyek penelitian. Hal ini dimaksudkan apabila seseorang ingin
meneliti semua elemen yang ada dalam
wilayah penelitian”.[12]
Dalam penelitian kuantitatif, penentuan
populasi merupakan langkah yang harus dilakukan sebelum melakukan kegiatan
penelitian. Menurut Sugiyono populasi adalah “ wilayah generalisasi yang
terdiri atas subyek atau obyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian untuk
ditarik kesimpulan”.[13]
Adapun yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah semua siswa di SMP Negeri 2 Papar. Akan tetapi penulis
hanya mengambil sebagian dari siswa di SMP Negeri 2 Papar yakni siswa kelas
VII.
2.
Sampel
Sampel
merupakan sekelompok yang dipilih untuk mewakili seluruh kelompok yang menjadi
generalisasi kesimpulan yang diperoleh. Menurut Sugiono, sampel adalah
“sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”.[14]
Untuk
menentukan ukuran sampel yang praktis maka harus menggunakan tabel dan nomogram
seperti yang tergambar dibawah ini:
Dari
responden siswa kelas VII sebanyak 300 siswa. Bila dikehendaki kepercayaan
sampel terhadap populasi 95 % atau tingkat kesalahan 5 % maka jumlah yang
diambil 45 % ( tarik angka 300 melewati taraf kesalahan 5 % maka akan ditemukan
titik diatas 50, titik itu kurang lebih 45 ) 45 % dari 300 siswa adalah 135
siswa.
Berdasarkan
nomogram tersebut, maka penulis dalam penelitian ini mengambil sampel dengan
maksud untuk mempermudah penelitian dalam menganalisis data. Sampel yang
penulis gunakan adalah sampel kuota atau quota sample yaitu tehnik
sampling yang dilakukan tidak mendasarkan diri pada jumlah yang sudah
ditentukan. [15]
Dikarenakan kelas VII bersifat paralel ada 7 kelas, dari jumlah 135 dibagi
dengan 7 kelas tersebut maka hasil yang diperoleh 19,28 yang dibulatkan 20
siswa perkelas.
3. Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data hasil penelitian yang sempurna, maka penulis
menggunakan instrumen-instrumen sebagai pengumpul data, sebagai jawaban dari masalah-masalah
dalam penelitian ini instrumennya ada beberapa metode-metode antara lain :
A. Angket
Metode angket merupakan serangkaian atau
daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian diisi oleh
responden, setelah diisi, angket dikembalikan kepada peneliti. Metode ini
digunakan untuk memperoleh data tentang kedisiplinan guru pendidikan agama
Islam.
B.
Pedoman
Observasi.
Obsevasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematika
fenomena yang disediakan. Ditujukan pada guru dan siswa yng menjadi objek
penelitian untuk menggali data berkaitan dengan :
1. Kedisiplinan guru pendidikan agama Islam
2. Hasil belajar siswa dalam hal nilai akhir
ujian pelajaran pendidikan agama Islam.
C.
Pedoman
Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah salah
satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam metodologi penelitian sosial.
Pada intinya yang digunakan untuk menelusuri data histories,. Metode ini
digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar atau nilai siswa dan data
lain yang berhubungan dengan penelitian. Pedoman dokumentasi ini kami gunakan
sebagai :
1.
Alat untuk mengetahui berapa jumlah guru dan siswa.
2.
Alat untuk mengetahui berapa data nilai raport.
D. Pedoman
Interview
Pedoman interview digunakan sebagai
alat untuk menanyakan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian yang
tentunya langsung dijawab oleh responden.
Adapun yang berkaitan dengan pedoman
interview ini antara lain :
1. Data tentang sejarah berdirinya SMP Negeri 2
Papar.
2. Data tentang jumlah dan keadaan guru dan siswa
kelas VII di SMP Negeri 2 Papar.
3. Data tentang sarana dan
prasarana yang dimiliki lembaga pendidikan SMP Negeri 2 Papar.
4. Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengumpulan data
sebagai berikut :
a.
Metode Angket
Menurut Suharsimi Arikunto bahwa sejumlah
pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
tentang pribadinya.[16]
Tehnik pengumpulan data dengan menggunakan
penyerahan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh
responden. Untuk memudahkan dalam menggunakan tehnik ini, tentu saja para
responden harus mempunyai tingkat pendidikan yang memadai untuk dapat membaca
dan menuliskan jawabannya.
Adapun metode angket ini kami gunakan
sebagai alat untuk mencari data tentang kedisiplinan guru pendidikan agama
Islam kelas VII di SMP Negeri 2 Papar, yang akan diisi oleh siswa.
Angket yang digunakan adalah angket langsung
tertutup yaitu angket yang langsung diberikan kepada responden serta jawaban
yang diberikan sudah tersedia sehingga responden tinggal memilih jawabannya.
b.
Metode
Observasi
Menurut
Sutrisno Hadi yaitu “pengamatan dan pencatatan dengan sistematik
fenomena-fenomena yang diselidiki secara langsung maupun tidak langsung.”[17]
Metode ini kami gunakan sebagai alat untuk mencari data
kedisiplinan guru pendidikan agama Islam di SMP Negeri 2 Papar.
c.
Metode Dokumentasi
Menurut Suharsimi Arikunto, yaitu “metode
yang digunakan untuk mencari data mengenai hal- hal atau variabel yang berupa
catatan agenda, buku dan sebagainya.”[18]
Dalam metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang daftar guru dan
staf, daftar siswa, struktur organisasi sekolah, sarana dan prasarana.
d. Metode
Interview
Menurut Suharsimi Arikunto yaitu “alat pengumpul data
dan informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan yang dilakukan
pewawancara (Interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara.”[19]
5.
Tehnik Analisis Data
Menurut Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi,
analisa data adalah “suatu proses penyederhanaan data dalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterprestasikan.”[20]
Setelah data terkumpul, maka langkah
berikutnya adalah mengolah dan menganalisa data, untuk membuktikan atau menguji
hipotesis yang telah dirumuskan dengan menggunakan tehnik statistik. Dengan
menentukan skor kedisiplinan guru pendidikan agama Islam terlebih dulu dan
hasil belajar siswa. Kemudian menguji hipotesis kerja (Ha) antara variabel
bebas (x) dalam hal ini adalah kedisiplinan guru pendidikan agama Islam
tersebut dan variabel terikat (y) hasil belajar siswa.
Dalam hal ini, peneliti menggunakan teknik koefisien “Correlation Product Moment“ dengan
rumusan sebagai berikut :
r=
Keterangan:
rxy :
Angka indeks korelasi “r” product moment
( antara x dan y)
∑xy : Jumlah
perkalian antara skor (x) dan skor (y)
∑x : Jumlah
satuan skor (x)
∑y : Jumlah satuan skor (y)
N : Number
of Cases ( Jumlah sampel)[21].
Dari rumus diatas
maka diperoleh nilai korelasi (xy) kemudian r akan dikonsultasikan dengan nilai
r dalam tabel product moment, sehingga dapat diketahui diterima atau
tidaknya hipotesis yang diajukan. Interpretasi dengan menggunakan tabel harga
kritik dari “r” Product Moment maka
langkah yang diambil adalah:
Tabel
interprestasi nilai r
Besarnya nilai r
|
Interprestasi
|
Antara 0,00 – 0,20
Antara 0,20 – 0,40
Antara 0,40 – 0,70
Antara 0,70 – 0,90
Antara 0,90 – 0,100
|
Antara variabel X
dan variabel Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu
sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan atau dianggap
tidak ada korelasi
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi
yang lemah atau rendah
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi
yang sedang atau cukup
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi
yang kuat atau tinggi
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi
yang sangat kuat atau sangat tinggi [22]
|
Setelah diketahui
nilai product moment, langkah selanjutnya adalah memberi interpretasi terhadap hasil
perhitungan“rxy”dengan menggunakan tabel nilai koefisien korelasi “r” product
moment, namun terlebih dahulu dicari derajat frekuensinya (df) dengan rumus
sebagai berikut:
df =
N – Nr
Keterangan:
df
= Derajat frekuensi
N
= Jumlah responden
Nr = Banyak variabel[23]
DAFTAR PUSTAKA
Nana Sudjana, Pembinaan
dan Pengembangan Kurikulum, Bandung :
Sinar Baru, 1989.
UU RI No 20 Tahun 2003, Tentang
Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta :
Cemerlang.
Oemar Hamalik, Psikologi
Belajar dan Mengajar, Bandung :
Sinar Baru Al-Gensindo, 1992.
Nana sudjana, Dasa-dasar
Proses Belajar, Bandung :
Algensindo, 1999.
E. Mulyasa, Menjadi
Guru Profesional, Bandung :
Remaja Rosda Karya, 2005.
Suharsimi Arikunto, Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
Jakarta : Rineka
Cipta, 1993.
Amier Dien Indra Kusuma, Pengantar
Ilmu Pendidikan, Surabaya :
Usaha Nasional, 1973.
Syaiful Bahri Djamarah, Guru
dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta : Rineka Cipta, 2000.
Ali Imron, Pembinaan
Guru di Indonesia Jakarta :
Dunia Pustaka Jaya, 1990.
Cece Wijaya dan A. Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung : Remaja Rosda
Karya, 1994.
Mardalis, Metode
Penelitian Suatu Pendekatan Proposal Jakarta :
Bumi Aksara, 1995.
Sumanto, Metodologi
Penelitian Sosial dan Pendidikan Yogyakarta:
Andi Offset, 1995.
Sugiono, Statistik
Untuk Penelitian Bandung :
Alfa Beta, 2009.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 1998.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 1998.
Sutrisno Hadi, Metodologi
Research II, Yogyakarta : Fakultas UGM,
1991.
Masri Singarimbun, Sofyan Efendi, Metodologi Penelitian Survey, Jakarta : Pustaka, 1990.
OBSERVASI ANAK
BERKESULITAN BELAJAR
(LEARNING
DISABILITY)
Laporan
Observasi Ini Disusun Sebagai Tugas
Mata Kuliah “KESULITAN
BELAJAR”
Dosen Pengampu
:
Imron Muzakki,
M.Psi
Disusun Oleh:
ALVIN NUR
KHOLIDAH
(NIM : 9321
064 09)
JURUSAN
TARBIYAH
PRODI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) KEDIRI
2011
Anas Sudijono, Pengantar
Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo, 2001.
\
[1] Nana Sudjana, Pembinaan dan
Pengembangan Kurikulum, ( Bandung : Sinar Baru, 1989 ), 2.
[2] UU RI No 20 Tahun 2003, Tentang
Sistem Pendidikan Nasional,( Jakarta :
Cemerlang), 7.
[3] Nana sudjana, Dasar – Dasar
Proses Belajar, (Bandung: Algensindo, 1999), 13.
[4] E. Mulyasa, Menjadi Guru
Profesional, (Bandung
: Remaja Rosda Karya, 2005), 37.
[5] Suharsimi Arikunto, Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta
: Rineka Cipta,
1993 ),
62.
[6] Amier Dien Indra Kusuma, Pengantar
Ilmu Pendidikan, (Surabaya : Usaha Nasional,1973), 141.
[7] Syaiful Bahri Djamarah, Guru
dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta : Rineka Cipta, 2000 ), 142.
[8] Ali Imron, Pembinaan Guru di Indonesia ( Jakarta :
Dunia Pustaka Jaya, 1990 ), 114.
[9] Cece Wijaya dan A. Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung:
Remaja Rosda Karya,1994), 18-19
[10] Mardalis, Metode Penelitian
Suatu Pendekatan Proposal (Jakarta:
Bumi Aksara, 1995), 24.
[11] Sumanto, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan
(Yogyakarta: Andi Offset,1995), 77.
[12] Ibid.,102.
[13] Sugiyono, Statiatik Untuk Penelitian, 55
[14] Sugiono, Statistik Untuk
Penelitian (Bandung
: Alfa Beta, 2009),81.
[15] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek
( Jakarta : Rineka Cipta, 1998),130
[16] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek
( Jakarta : Rineka Cipta, 1998) 124
[17] Sutrisno Hadi, Metodologi Research II, ( Yogyakarta :
Fakultas UGM, 1991 ), 136
[18] Suharsimi Arikunto, Prosedur…….,131.
[19] Ibid …, 132
[20] Masri Singarimbun, Sofyan Efendi,
Metodologi Penelitian Survey (Jakarta: Pustaka, 1990), 203.
[21] Anas Sudijono, Pengantar
Statistik Pendidikan (Jakarta
: Raja Grafindo, 2001), 193.
[22] ibid., 180.
[23] Ibid., 181.
0 komentar:
Posting Komentar