Rabu, 07 November 2012

perkembangan pada masa remaja. perkembangan peserta didik



PERKEMBANGAN FISIK PADA MASA REMAJA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Pada Mata Kuliah “Perkembangan Peserta Didik



Dosen Pengampu:
Drs. Moh. Irfan Burhani










Disusun Oleh :

Teguh Winarno :          9321 009 10

JURUSAN TARBIYAH PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(STAIN) KEDIRI

2011
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Masa remaja merupakan masa yang berat karena pada masa ini merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menjadi dewasa. Seorang remaja berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungannya sesuai dengan perkembangan fisik dan psikisnya yang berlangsung secara teratur. Batas usia remaja dapat ditentukan oleh beberapa tahap yaitu remaja awal, remaja pertengahan dan remaja akhir.
Masa remaja merupakan masa yang rentang terhadap perbuatan-perbuatan yang kurang baik diakibatkan sikap mereka yang suka mencoba-coba pada hal yang baru. Pada perkembangan fisik remaja mulai nampak terutama pada bagian organ-organ seksualnya secara fisik, pada masa remaja pula pembentukan hormon-hormon seksual sudah mulai terbentuk sehingga perilaku atau tingkah lakunya banyak dipengaruhi oleh hormon tersebut.

B.     Rumusan Masalah
  1. Bagaimana defenisi remaja?
  2. Bagaimana gambaran perkembangan fisik?
  3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan fisik?
  4. Bagaimana perkembangan fisik pada remaja?











BAB II
PEMBAHASAN
A.    Definisi Remaja
Remaja dalam pengertian umum diartikan masa baliq atau keterbukaan terhadap lawan jenis. Konsep ini tidak jauh berbeda dengan Poerwadarminta (1984: 813) yang menyatakan remaja adalah: (1) Mulai dewasa; sudah sampai umur untuk kimpoi, (2) Muda (tentang anak laki-laki dan perempuan); mulai muncul rasa cinta birahi meskipun konsep ini kelihatan sederhana tetapi setidaknya menggambarkan sebagian dari pengertian remaja.
Batasan remaja menurut Drajat (1989: 69) yaitu masa pemilihan yang ditempuh oleh seorang dari masa anak-anak menjadi dewasa. Dengan arti lain sebuah situasi yang menjembatani menuju ke tingkat dewasa. Masa remaja ini berlangsung kira-kira 13 tahun sampai 16 tahun atau 17 tahun. Akhir masa remaja antara usia 16 sampai 18 tahun yang oleh Drajat (1989: 75). Dikatakan masa usia matang secara hukum pada masa ini remaja sangat ingin dihargai kehadirannya oleh orang sekitarnya.
Pendapat yang tidak jauh berbeda juga dikemukakan oleh Suardi (1986: 98) yang menyatakan remaja adalah masa perantara dari masa anak-anak menuju dewasa yang bersifat kompleks, menyita banyak perhatian dari remaja itu sendiri dengan orang lain, dan masa penyesuaian diri terdidik. Selain itu, masa ini juga masa konflik, terutama konflik remaja dengan dirinya sendiri dengan remaja yang lain sehingga membutuhkan penanganan khusus yang menuntut tanggung jawab paripurna[1].
Beberapa defenisi remaja di atas dapat disimpulkan bahwa remaja adalah suatu masa atau periode menuju tahap dewasa yang ditandai dengan umur berkisar antara 13-18 tahun, mulai tertarik kepada lawan jenis, dan memiliki permasalahan yang kompleks.[2]
Istilah yang dipakai di Indonesia para ahli psikologi juga bermacam-macam pendapat tentang definisi remaja. Disini dapat diajukan batasan remaja adalah masa peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa[3].
Menurut Sarlito (1991), tidak ada profil remaja Indonesia yang seragam dan berlaku secara nasional. Masalahnya adalah karena Indonesia terdiri dari berbagai suku, adat dan tingkatan sosial ekonomi, maupun pendidikan. Sebagai pedoman umum remaja di Indonesia dapat digunakan batasan usia 11 – 24 tahun dan belum menikah.(Sunarto : 1998 : 56)[4]
Batasan usia 11 – 24 tersebut didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
1.      Usia 11 tahun adalah usia dimana pada umumnya tanda-tanda seksual sekunder mulai tampak (kriteria fisik).
2.      Usia 11 tahun dianggap oleh masyarakat Indonesia sebagai masa akil balig, baik menurut adat maupun agama, sehingga mereka tidak diperlakukan sebagai anak-anak. (kriteria sosial ).
3.      Pada usia tersebut mulai ada tanda – tanda penyempurnaan perkembangan jiwa seperti tercapainya identitas (ego identity), tercapainya fase genital dari perkembangan kognitif maupun moral.
4.      Batas usia 24 merupakan batas maksimal, yaitu untuk memberikan peluang bagi mereka kriteria sampai pada usia tersebut masih menggantungkan diri pada orang lain, belum mempunyai hak-hak penuh sebagai orang dewasa (secara tradisi).
5.      Status perkawinan sangat menentukan, karena arti perkawinan masih sangat penting di masyarakat Indonesia secara menyeluruh. Seorang kriteria sudah menikah diusia berapapun dianggap dan diperlakukan sebagai orang dewasa. Batasan usia diatas adalah sebagian pendapat dari berbagai pendapat yang dikemukakan oleh beberapa ahli psikologi, pendapat lain tentang batasan usia remaja dikemukakan oleh Hurlock (1964) bahwa batasan usia remaja itu antara 13 sampai 21 tahun, yang terbagi menjadi dua yaitu ; remaja awal usia 13 – 14 tahun, dan remaja akhir usia 17 – 21 tahun. Sedangkan WHO memberikan batasan usia remaja usia 19 – 20 tahun. WHO menyatakan walaupun definisi remaja utamanya didasarkan pada usia kesuburan (fertilitas) wanita, namun batasan itu juga berlaku pada remaja pria, dan WHO membagi kurun usia dalam dua bagian yaitu remaja awal 10 – 14 tahun dan remaja akhir 15 – 20 tahun[5].

B.     Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik yaitu bertambahnya ukuran fisik secara jasmani yang di alami oleh seseorang. Perkembangan fisik ini meliputi bertambah besar, bertambah tinggi, dan bertambah berat badan seseorang. Perkembangan ini sudah berawal mulai dari manusia ada di dalam kandungan seorang ibu. Selama masa remaja perubahan fisik berlangsung lebih lambat dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan selama masa bayi dan kanak-kanak. Pertumbuhan fisik yang lambat berlangsung sampai mulai munculnya tanda-tanda puberitas, yaitu kira-kira dua tahun menjelang anak matang secara seksual dan pertumbuhan fisik kembali berkembang pesat.[6] Meskipun masa remaja tingkat pertumbuhannya mulai lambat tetapi keterampilan-keterampilan motorik kasar dan keterampilan-keterampilan motorik halus berkembang pesat.[7]

C.    Perkembangan Fisik Pada  Masa Remaja
Dengan berkurangnya perubahan fisik kecanggungan pada masa puber dan awal masa remaja pada umunya menghilang, karena remaja yang lebih besar sudah mempunyai waktu tertentu untuk mengawasi tubuhnya yang bertambah besar. Mereka juga terdorong untuk menggunakan kekuatan yang diperoleh dan selanjutnya merupakan bantuan untuk mengatasi kecanggungan yang timbul kemudian. Karena kekuatan mengikuti pertumbuhan otot, anak laki-laki pada umumnya menunjukkan kekuatan yang terbesar pada usia 14 tahun, sedangkan anak perempuan menunjukkan kemajuan pada usia ini dan kemudian ditinggalkan karena perubahan minat lebih dari pada kurangnya kemampuan[8].

Perubahan fisik selama masa remaja dibagi menjadi beberapa tahap :
1. Perubahan Eksternal
Perubahan yang terjadi dan dapat dilihat pada fisik luar anak. Perubahan tersebut antara lain adalah :
    1. Tinggi Badan
Rata-rata anak perempuan mencapai tinggi matang pada usia antara tujuh belas dan delapan belas tahun, rata-rata anak laki-laki kira-kira setahun setelahnya[9]. Perubahan tinggi badan remaja dipengaruhi asupan makanan yang diberikan, pada anak yang diberikan imunisasi pada masa bayi cenderung lebih tinggi dari pada anak yang tidak mendapatkan imunisasi. Anak yang tidak diberikan imunisasi lebih banyak menderita sakit sehingga pertumbuhannya terhambat.
    1. Berat Badan
Perubahan berat badan mengikuti jadual yang sama dengan perubahan tinggi badan, perubahan berat badan terjadi akibat penyebaran lemak pada bagian-bagian tubuh yang hanya mengandung sedikit lemak atau bahkan tidak mengandung lemak. Ketidak seimbangan perubahan tinggi badan dengan berat badan menimbulkan ketidak idealan badan anak, jika perubahan tinggi badan lebih cepat dari berat badan, maka bentuk tubuh anak menjadi jangkung (tinggi kurus), sedangkan jika perubahan berat badan lebih cepat dari perubahan tinggi badan, maka bentuk tubuh anak menjadi gemuk gilik / gembrot (gemuk pendek)[10].
    1. Proporsi Tubuh
Berbagai anggota tubuh lambat laun, mencapai perbandingan yang tubuh yang baik. Misalnya badan melebar dan memanjang sehingga anggota badan tidak lagi kelihatan terlalu pandang.
    1. Organ Seks
Baik laki-laki maupun perempuan organ seks mengalami ukuran matang pada akhir masa remaja, tetapi fungsinya belum matang sampai beberapa tahun kemudian.
    1. Ciri – ciri Seks Sekunder
Ciri – ciri seks sekunder yang utama, perkembangannya matang pada masa akhir masa remaja. Ciri sekunder tersebut antara lain ditandai dengan tumbunya kumis dan jakun pada laki-laki sedangkan pada wanita ditanda dengan membesarnya payudara.

2.  Perubahan Internal
Perubahan yang terjadi dalam organ dalam tubuh remaja dan tidak tampak dari luar. Perubahan ini nantinya sangat mempengaruhi kepribadian remaja. Perubahan tersebut adalah :
1.      Sistem Pencernaan
Perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau berbentuk pipa, usus bertambah panjang dan bertambah besar, otot-otot di perut dan dinding-dinding usus menjadi lebih tebal dan kuat, hati bertambah berat dan kerongkongan bertambah panjang.
2.      Sistem Peredaran Darah
Jantung tumbuh pesat selama masa remaja, pada usia tujuh belas atau delapan belas, beratnya dua belas kali berat pada waktu lahir. Panjang dan tebal dinding pembuluh darah meningkat dan mencapai tingkat kematangan bilamana jantung sudah matang.
3.      Sistem Pernafasan
Kapasitas paru-paru anak perempuan hampir matang pada usia tujuh belas tahun ; anak laki-laki mencapai tingkat kematangan baru beberapa tahun kemudian.
4.      Sistem Endokrin
Kegiatan gonad yang meningkat pada masa puber menyebabkan ketidak seimbangan sementara dari seluruh system endokrin pada masa awal puber. Kelenjar-kelenjar seks berkembang pesat dan berfungsi, meskipun belum mencapai ukuran yang matang sampai akhir masa remaja atau awal masa dewasa.
5.      Jaringan Tubuh
Perkembangan kerangka berhenti rata-rata pada usia delapan belas tahun. Jaringan selain tulang, khususnya bagi perkembangan otot, terus berkembang sampai tulang mencapai ukuran yang matang.[11]

Secara umum perubahan-perubahan fisik remaja sebagai berikut :
Laki-laki:
Kelenjar menghasilkan minyak dan keringat (Sama dengan tumbuhnya bulu ketiak)
Perempuan:
A.    Pertumbuhan payudara (3 – 8) tahun.
B.     Pertumbuhan rambut pubis/kemaluan (8 -14 tahun).
C.     Pertumbuhan badan (9,5 - 14,5 tahun).
D.    Menarche/menstruasi (10 – 16 tahun, kadang 7 tahun).
E.     Pertumbuhan bulu ketiak (2 tahun setelah rambut pubis).
F.      Kelenjar menghasilkan minyak dan keringat (sama dengan tumbuhnya bulu ketiak)[12]
D.    Faktor- Faktor  yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik Remaja
Pertumbuhan fisik sangat erat hubungannya dengan kondisi remaja. Kondisi yang baik berdampak baik pada pertumbuhan fisik remaja, demikian pula sebaliknya. Adapun kondisi-kondisi yang mempengaruhi pertumbuhan fisik tersebut sebagai berikut :
1.       Pengaruh Keluarga
Pengaruh keluarga meliputi faktor keturunan maupun faktor lingkungan. Karena faktor keturunan seorang anak dapat lebih tinggi atau panjang dari anak lainnya, sehingga ia lebih berat tubuhnya, jika ayah dan ibunya atau kakeknya tinggi dan panjang. Faktor lingkungan akan membantu menentukan tercapai tidaknya perwujudan potensi keturunan yang dibawa dari orang tuanya.
2.       Pengaruh Gizi
Anak yang mendapatkan gizi cukup biasanya akan lebih tinggi tubuhnya dan sedikit lebih cepat mencapai taraf dewasa dibadingkan dengan mereka yang tidak mendapatkan gizi cukup.
Lingkungan juga dapat memberikan pengaruh pada remaja sedemikian rupa sehingga menghambat atau mempercepat potensi untuk pertumbuhan dimasa remaja.
3.       Gangguan Emosional
Anak yang sering mengalami gangguan emosional akan menyebabkan terbentuknya steroid adrenal yang berlebihan dan ini akan membawa akibat berkurangnya pembentukan hormon pertumbuhan di kelenjar pituitary. Bila terjadi hal demikian pertumbuhan awal remajanya terhambat dan tidak tercapai berat tubuh yang seharusnya.

4.       Jenis Kelamin
Anak laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat dari pada anak perempuan, kecuali pada usia 12 – 15 tahun. Anak perempuan baisanya akan sedikit lebih tinggi dan lebih berat dari pada laki-laki-laki. Hal ini terjadi karena bentuk tulang dan otot pada anak laki-laki berbeda dengan perempuan. Anak perempuan lebih cepat kematangannya dari pada laki-laki .
5.       Status Sosial Ekonomi
Anak yang berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi rendah, cenderung lebih kecil dari pada anak yang bersal dari keluarga dengan tingkat ekonomi tinggi.
6.       Kesehatan
Kesehatan amat berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik remaja. Remaja yang berbadan sehat dan jarang sakit, biasanya memiliki tubuh yang lebih tinggi dan berat dibanding yang sering sakit.
7.       Pengaruh Bentuk Tubuh
Perubahan psikologis muncul antara lain disebabkan oleh perubahan-perubahan fisik. Diantara perubahan fisik yang sangat berpengaruh adalah ; pertumbuhan tubuh (badan makin panjang dan tinggi), mulai berfungsinya alat-alat reproduksi (ditandai dengan haid pada perempuan dan "mimpi pertama" pada anak laki-laki ), dan tanda-tanda kelamin kedua yang tumbuh.[13]












BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Pertumbuhan fisik remaja adalah perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Perubahan fisik remaja tersebut bukan saja menyangkut bertambahnya ukuran tubuh dan berubahnya proporsi tubuh, melainkan juga meliputi perubahan ciri-ciri yang terdapat pada kelamin utama dan kedua. Baik laki-laki maupun perempuan perubahan fisik mengikuti urutan-urutan tertentu.
Perkembangan fisik pada remaja dibagi menjadi dua bagian yaitu diantaranya adalah perubahan eksternal dan perubahan internal. Perubahan eksternal meliputi tinggi badan, berat badan, proporsi tubuh, organ seks, dan ciri-ciri seks sekunder. Adapun untuk perubahan internal meliputi sistem pencernaan, sistem peredaran darah, sistem pernafasan, sistem endokrin dan jaringan tubuh.
 Kondisi yang mempengaruhi perkembangan remaja adalah ; pengaruh keluarga, pengaruh gizi, gangguan emosional, jenis kelamin, status sosial ekonomi, kesehatan, dan pengaruh bentuk tubuh. Disamping itu pengaruh lingkungan juga mempengaruhi perkembangan fisik remaja.













DAFTAR PUSTAKA

Sarwono, S.W. Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2000.
Sulaeman, D. Psikologi Remaja : Dimensi-Dimensi Perkembangan.Bandung: CV Mandar Maju. 1995.
Alatas, Alwi. Remaja Juga Bisa Bahagia, Sukses, Mandiri. Jakarta: Pena. 2005.
Samsumi, Wijayati Mar’at. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2006.
Santrook, John W. Life-Spon Development: Perkembangan Masa Hidup Jakarta: Erlangga. 2002.
Hartono, Agung Hartono. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Renika Cipta. 1999.
Widodo, Nur dan Endang Poerwanti. Perkembangan Peserta Didik. Malang: UMM. 2006.



[1] Endang Poerwanti dan Nur Widodo, perkembangan peserta didik, (Malang: UMM, 2006), 116.
[4] Hartono dan Dra. Ny. P. Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik (Jakarta: Renika Cipta, 1999), 131.

[5] Ibid., 142
[6] http://www.kompas,com/kompas-cetak/o....tek/kili_22.htm diakses tanggal 12 desember 2011 jam 22.13
[7] John W. Santrook, Life-Spon Development: Perkembangan Masa Hidup (Jakarta: Erlangga, 2002), 227
[8] Samsumi Wijayati Mar’at, Psikologi Perkembangan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005/2006), 127-128.
[9] John W. Santrook, Life-Spon Development: Perkembangan Masa Hidup (Jakarta: Erlangga, 2002), 222.
[10] http://www.kompas,com/kompas-cetak/o....tek/kili_22.htm diakses tanggal 12 desember 2011 jam 22.13
[11] Sarwono, S.W. 2000. Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
[12] Sulaeman, D. 1995. Psikologi Remaja : Dimensi-Dimensi Perkembangan.Bandung: CV Mandar Maju.

[13] Alatas, Alwi. 2005. (Untuk) 13+, Remaja Juga Bisa Bahagia, Sukses, Mandiri. Jakarta: Pena.

0 komentar:

Posting Komentar

Pages

 
;