PERKEMBANGAN
FISIK PADA MASA REMAJA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Pada Mata Kuliah “Perkembangan Peserta Didik”
Dosen Pengampu:
Drs. Moh. Irfan Burhani
Disusun Oleh :
Teguh Winarno : 9321 009 10
JURUSAN TARBIYAH PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) KEDIRI
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Masa remaja merupakan masa yang berat karena pada masa
ini merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menjadi dewasa. Seorang remaja
berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungannya sesuai dengan perkembangan
fisik dan psikisnya yang berlangsung secara teratur. Batas usia remaja dapat
ditentukan oleh beberapa tahap yaitu remaja awal, remaja pertengahan dan remaja
akhir.
Masa remaja
merupakan masa yang rentang terhadap perbuatan-perbuatan yang kurang
baik diakibatkan sikap mereka yang suka mencoba-coba pada hal yang baru. Pada
perkembangan fisik remaja mulai nampak terutama pada bagian organ-organ
seksualnya secara fisik, pada masa remaja pula pembentukan hormon-hormon
seksual sudah mulai terbentuk sehingga perilaku atau tingkah lakunya banyak
dipengaruhi oleh hormon tersebut.
B. Rumusan Masalah
- Bagaimana defenisi remaja?
- Bagaimana gambaran perkembangan fisik?
- Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan fisik?
- Bagaimana perkembangan fisik pada remaja?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Remaja
Remaja dalam pengertian umum diartikan
masa baliq atau keterbukaan terhadap lawan jenis. Konsep
ini tidak jauh berbeda dengan Poerwadarminta (1984: 813) yang menyatakan remaja
adalah: (1) Mulai dewasa; sudah sampai umur untuk kimpoi, (2) Muda (tentang
anak laki-laki dan perempuan); mulai muncul rasa cinta birahi meskipun konsep
ini kelihatan sederhana tetapi setidaknya menggambarkan sebagian dari
pengertian remaja.
Batasan remaja menurut Drajat (1989:
69) yaitu masa pemilihan yang ditempuh oleh seorang dari masa
anak-anak menjadi dewasa. Dengan arti lain sebuah situasi yang menjembatani
menuju ke tingkat dewasa. Masa remaja ini berlangsung
kira-kira 13 tahun sampai 16 tahun atau 17 tahun. Akhir masa remaja antara usia
16 sampai 18 tahun yang oleh Drajat (1989: 75). Dikatakan masa usia matang
secara hukum pada masa ini remaja sangat ingin dihargai kehadirannya oleh orang
sekitarnya.
Pendapat yang tidak jauh berbeda juga
dikemukakan oleh Suardi (1986: 98) yang menyatakan remaja adalah masa perantara
dari masa anak-anak menuju dewasa yang bersifat kompleks, menyita banyak
perhatian dari remaja itu sendiri dengan orang lain, dan masa penyesuaian diri
terdidik. Selain itu, masa ini juga masa konflik, terutama konflik remaja
dengan dirinya sendiri dengan remaja yang lain sehingga membutuhkan penanganan
khusus yang menuntut tanggung jawab paripurna[1].
Beberapa defenisi remaja di atas dapat
disimpulkan bahwa remaja adalah suatu masa atau periode menuju tahap dewasa
yang ditandai dengan umur berkisar antara 13-18 tahun, mulai tertarik kepada
lawan jenis, dan memiliki permasalahan yang kompleks.[2]
Istilah yang dipakai di Indonesia para ahli psikologi
juga bermacam-macam pendapat tentang definisi remaja. Disini dapat diajukan
batasan remaja adalah masa peralihan dari masa anak
dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/fungsi untuk
memasuki masa dewasa[3].
Menurut Sarlito (1991), tidak ada profil remaja Indonesia
yang seragam dan berlaku secara nasional. Masalahnya adalah karena Indonesia
terdiri dari berbagai suku, adat dan tingkatan sosial ekonomi, maupun
pendidikan. Sebagai pedoman umum remaja di Indonesia dapat digunakan batasan
usia 11 – 24 tahun dan belum menikah.(Sunarto : 1998 : 56)[4]
Batasan usia 11 – 24 tersebut didasarkan pada
pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
1. Usia 11 tahun adalah
usia dimana pada umumnya tanda-tanda seksual sekunder mulai tampak (kriteria fisik).
2. Usia 11 tahun
dianggap oleh masyarakat Indonesia sebagai masa akil balig, baik menurut adat
maupun agama, sehingga mereka tidak diperlakukan sebagai anak-anak. (kriteria
sosial ).
3. Pada usia tersebut
mulai ada tanda – tanda penyempurnaan perkembangan jiwa seperti tercapainya
identitas (ego identity), tercapainya fase genital dari perkembangan kognitif
maupun moral.
4. Batas usia 24
merupakan batas maksimal, yaitu untuk memberikan peluang bagi mereka kriteria
sampai pada usia tersebut masih menggantungkan diri pada orang lain, belum
mempunyai hak-hak penuh sebagai orang dewasa (secara tradisi).
5. Status perkawinan
sangat menentukan, karena arti perkawinan masih sangat penting di masyarakat
Indonesia secara menyeluruh. Seorang kriteria sudah menikah diusia berapapun
dianggap dan diperlakukan sebagai orang dewasa. Batasan usia diatas adalah sebagian pendapat dari berbagai pendapat yang
dikemukakan oleh beberapa ahli psikologi, pendapat lain tentang batasan usia
remaja dikemukakan oleh Hurlock (1964) bahwa batasan usia remaja itu antara 13
sampai 21 tahun, yang terbagi menjadi dua yaitu ; remaja awal usia 13 – 14
tahun, dan remaja akhir usia 17 – 21 tahun. Sedangkan WHO memberikan batasan
usia remaja usia 19 – 20 tahun. WHO menyatakan walaupun definisi remaja
utamanya didasarkan pada usia kesuburan (fertilitas) wanita, namun batasan itu
juga berlaku pada remaja pria, dan WHO membagi kurun usia dalam dua bagian
yaitu remaja awal 10 – 14 tahun dan remaja akhir 15 – 20 tahun[5].
B.
Perkembangan Fisik
Perkembangan
fisik yaitu bertambahnya ukuran fisik secara jasmani yang di alami oleh
seseorang. Perkembangan fisik ini meliputi bertambah besar, bertambah
tinggi, dan bertambah berat badan seseorang. Perkembangan ini sudah berawal
mulai dari manusia ada di dalam kandungan seorang ibu. Selama masa remaja perubahan fisik berlangsung lebih lambat dibandingkan
dengan tingkat pertumbuhan selama masa bayi dan kanak-kanak. Pertumbuhan fisik yang
lambat berlangsung sampai mulai munculnya tanda-tanda puberitas, yaitu
kira-kira dua tahun menjelang anak matang secara seksual dan pertumbuhan fisik
kembali berkembang pesat.[6]
Meskipun masa remaja tingkat
pertumbuhannya mulai lambat tetapi keterampilan-keterampilan motorik kasar dan
keterampilan-keterampilan motorik halus berkembang pesat.[7]
C.
Perkembangan Fisik Pada Masa Remaja
Dengan
berkurangnya perubahan fisik kecanggungan pada masa puber dan awal masa remaja
pada umunya menghilang, karena remaja yang lebih besar sudah mempunyai waktu tertentu untuk mengawasi tubuhnya
yang bertambah besar. Mereka juga terdorong untuk menggunakan kekuatan
yang diperoleh dan selanjutnya merupakan bantuan untuk mengatasi kecanggungan
yang timbul kemudian. Karena kekuatan mengikuti pertumbuhan otot, anak
laki-laki pada umumnya menunjukkan kekuatan yang terbesar pada usia 14 tahun,
sedangkan anak perempuan menunjukkan kemajuan pada usia ini dan kemudian
ditinggalkan karena perubahan minat lebih dari pada kurangnya kemampuan[8].
Perubahan fisik selama masa remaja dibagi menjadi
beberapa tahap :
1. Perubahan Eksternal
1. Perubahan Eksternal
Perubahan
yang terjadi dan dapat dilihat pada fisik luar anak. Perubahan tersebut antara lain adalah :
- Tinggi Badan
Rata-rata
anak perempuan mencapai tinggi matang pada usia antara tujuh belas dan delapan
belas tahun, rata-rata anak laki-laki kira-kira setahun setelahnya[9]. Perubahan tinggi badan remaja dipengaruhi asupan makanan yang diberikan,
pada anak yang diberikan imunisasi pada masa bayi cenderung lebih tinggi dari
pada anak yang tidak mendapatkan imunisasi. Anak yang tidak diberikan imunisasi lebih banyak
menderita sakit sehingga pertumbuhannya terhambat.
- Berat Badan
Perubahan berat badan mengikuti jadual yang sama
dengan perubahan tinggi badan, perubahan berat badan terjadi akibat penyebaran
lemak pada bagian-bagian tubuh yang hanya mengandung sedikit lemak atau bahkan
tidak mengandung lemak. Ketidak seimbangan perubahan tinggi badan
dengan berat badan menimbulkan ketidak idealan badan anak, jika perubahan
tinggi badan lebih cepat dari berat badan, maka bentuk tubuh anak menjadi
jangkung (tinggi kurus), sedangkan jika perubahan berat badan lebih cepat dari
perubahan tinggi badan, maka bentuk tubuh anak menjadi gemuk gilik / gembrot
(gemuk pendek)[10].
- Proporsi Tubuh
Berbagai anggota
tubuh lambat laun, mencapai perbandingan yang tubuh yang baik. Misalnya badan melebar dan memanjang sehingga anggota
badan tidak lagi kelihatan terlalu pandang.
- Organ Seks
Baik laki-laki maupun perempuan organ seks mengalami
ukuran matang pada akhir masa remaja, tetapi fungsinya belum matang sampai
beberapa tahun kemudian.
- Ciri – ciri Seks Sekunder
Ciri – ciri
seks sekunder yang utama, perkembangannya matang pada masa akhir masa remaja.
Ciri sekunder tersebut antara lain ditandai dengan tumbunya kumis dan jakun
pada laki-laki sedangkan pada wanita ditanda dengan membesarnya payudara.
2. Perubahan
Internal
Perubahan yang
terjadi dalam organ dalam tubuh remaja dan tidak tampak dari luar. Perubahan
ini nantinya sangat mempengaruhi kepribadian remaja. Perubahan tersebut adalah
:
1. Sistem Pencernaan
Perut
menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau berbentuk pipa, usus bertambah
panjang dan bertambah besar, otot-otot di perut dan
dinding-dinding usus menjadi lebih tebal dan kuat, hati bertambah berat dan kerongkongan
bertambah panjang.
2.
Sistem Peredaran Darah
Jantung
tumbuh pesat selama masa remaja, pada usia tujuh belas atau delapan belas,
beratnya dua belas kali berat pada waktu lahir. Panjang dan tebal dinding
pembuluh darah meningkat dan mencapai tingkat kematangan bilamana jantung sudah
matang.
3.
Sistem Pernafasan
Kapasitas paru-paru anak perempuan hampir matang pada
usia tujuh belas tahun ; anak laki-laki mencapai tingkat kematangan baru beberapa tahun kemudian.
4.
Sistem Endokrin
Kegiatan
gonad yang meningkat pada masa puber menyebabkan ketidak seimbangan sementara dari seluruh system endokrin
pada masa awal puber. Kelenjar-kelenjar seks berkembang pesat dan berfungsi,
meskipun belum mencapai ukuran yang matang sampai akhir masa remaja atau awal
masa dewasa.
5.
Jaringan Tubuh
Perkembangan kerangka berhenti rata-rata pada usia delapan belas tahun. Jaringan
selain tulang, khususnya bagi perkembangan otot, terus berkembang sampai tulang
mencapai ukuran yang matang.[11]
Secara umum perubahan-perubahan
fisik remaja sebagai berikut :
Laki-laki:
Kelenjar
menghasilkan minyak dan keringat (Sama dengan tumbuhnya bulu ketiak)
Perempuan:
A. Pertumbuhan payudara (3 – 8) tahun.
B. Pertumbuhan rambut
pubis/kemaluan (8 -14 tahun).
C. Pertumbuhan badan (9,5 - 14,5 tahun).
D. Menarche/menstruasi (10 – 16 tahun, kadang 7 tahun).
E. Pertumbuhan bulu
ketiak (2 tahun setelah rambut pubis).
F. Kelenjar menghasilkan
minyak dan keringat (sama dengan tumbuhnya bulu ketiak)[12]
D.
Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik Remaja
Pertumbuhan fisik sangat erat hubungannya dengan
kondisi remaja. Kondisi yang baik berdampak baik pada pertumbuhan fisik remaja,
demikian pula sebaliknya. Adapun kondisi-kondisi yang mempengaruhi pertumbuhan fisik tersebut sebagai
berikut :
1. Pengaruh Keluarga
Pengaruh
keluarga meliputi faktor keturunan maupun faktor lingkungan. Karena faktor
keturunan seorang anak dapat lebih tinggi atau panjang dari anak lainnya,
sehingga ia lebih berat tubuhnya, jika ayah dan ibunya atau kakeknya tinggi dan
panjang. Faktor lingkungan akan membantu menentukan tercapai tidaknya
perwujudan potensi keturunan yang dibawa dari orang tuanya.
2.
Pengaruh Gizi
Anak yang mendapatkan
gizi cukup biasanya akan lebih tinggi tubuhnya dan sedikit lebih cepat mencapai taraf dewasa dibadingkan dengan
mereka yang tidak mendapatkan gizi cukup.
Lingkungan
juga dapat memberikan pengaruh pada remaja sedemikian rupa sehingga menghambat
atau mempercepat potensi untuk pertumbuhan dimasa remaja.
3.
Gangguan Emosional
Anak
yang sering mengalami
gangguan emosional akan menyebabkan terbentuknya steroid adrenal yang
berlebihan dan ini akan membawa akibat berkurangnya pembentukan hormon
pertumbuhan di kelenjar pituitary. Bila terjadi hal demikian pertumbuhan awal
remajanya terhambat dan tidak tercapai berat tubuh yang seharusnya.
4.
Jenis Kelamin
Anak
laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat dari pada anak perempuan, kecuali
pada usia 12 – 15 tahun. Anak perempuan baisanya akan sedikit lebih tinggi dan
lebih berat dari pada laki-laki-laki. Hal ini terjadi karena bentuk tulang dan
otot pada anak laki-laki berbeda dengan perempuan. Anak perempuan lebih cepat
kematangannya dari pada laki-laki .
5.
Status Sosial Ekonomi
Anak yang berasal dari keluarga dengan status sosial
ekonomi rendah, cenderung lebih kecil dari pada anak yang bersal dari keluarga
dengan tingkat ekonomi tinggi.
6.
Kesehatan
Kesehatan
amat berpengaruh terhadap
pertumbuhan fisik remaja. Remaja yang berbadan sehat dan jarang sakit, biasanya
memiliki tubuh yang lebih tinggi dan berat dibanding yang sering sakit.
7.
Pengaruh Bentuk Tubuh
Perubahan psikologis muncul antara lain disebabkan
oleh perubahan-perubahan fisik. Diantara perubahan fisik
yang sangat berpengaruh adalah ; pertumbuhan tubuh (badan makin panjang dan
tinggi), mulai berfungsinya alat-alat reproduksi (ditandai dengan haid pada
perempuan dan "mimpi pertama" pada anak laki-laki ), dan tanda-tanda
kelamin kedua yang tumbuh.[13]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pertumbuhan fisik remaja adalah
perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala primer dalam
pertumbuhan remaja. Perubahan fisik remaja tersebut bukan saja menyangkut
bertambahnya ukuran tubuh dan berubahnya proporsi tubuh, melainkan juga
meliputi perubahan ciri-ciri yang terdapat pada kelamin utama dan kedua. Baik laki-laki maupun perempuan perubahan
fisik mengikuti urutan-urutan tertentu.
Perkembangan fisik pada remaja
dibagi menjadi dua bagian yaitu diantaranya adalah perubahan eksternal dan
perubahan internal. Perubahan eksternal meliputi tinggi badan, berat badan,
proporsi tubuh, organ seks, dan ciri-ciri seks sekunder. Adapun untuk perubahan
internal meliputi sistem pencernaan, sistem peredaran darah, sistem pernafasan,
sistem endokrin dan jaringan tubuh.
Kondisi yang mempengaruhi perkembangan remaja adalah ; pengaruh keluarga,
pengaruh gizi, gangguan emosional, jenis kelamin, status sosial ekonomi,
kesehatan, dan pengaruh bentuk tubuh. Disamping itu pengaruh lingkungan juga
mempengaruhi perkembangan fisik remaja.
DAFTAR PUSTAKA
Remaja dan Ciri-Cirinya http://www.ayruzallein.co.cc/2010/05/remaja-dan-ciri-
cirinya.html#ixzz16NRan0i9
Sarwono, S.W. Psikologi
Remaja. Jakarta:
Raja Grafindo Persada. 2000.
Sulaeman, D. Psikologi
Remaja : Dimensi-Dimensi Perkembangan.Bandung: CV Mandar Maju. 1995.
Alatas, Alwi. Remaja Juga Bisa Bahagia, Sukses, Mandiri. Jakarta: Pena. 2005.
Samsumi,
Wijayati Mar’at. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2006.
Santrook,
John W. Life-Spon Development: Perkembangan Masa Hidup Jakarta: Erlangga. 2002.
Hartono,
Agung Hartono. Perkembangan
Peserta Didik. Jakarta: Renika Cipta. 1999.
Widodo, Nur dan Endang
Poerwanti. Perkembangan
Peserta Didik. Malang:
UMM. 2006.
[1] Endang Poerwanti
dan Nur Widodo, perkembangan peserta didik, (Malang: UMM, 2006), 116.
[3] http://www.depsos.go.id/balat_bang/puslit_bang_uks/2004/masnqudin.htm. Di akses 12 desember
2011
[4]
Hartono dan Dra. Ny. P. Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik
(Jakarta: Renika Cipta,
1999), 131.
[5] Ibid.,
142
[6] http://www.kompas,com/kompas-cetak/o....tek/kili_22.htm diakses tanggal 12 desember 2011 jam
22.13
[7] John
W. Santrook, Life-Spon Development: Perkembangan Masa Hidup (Jakarta:
Erlangga, 2002), 227
[8] Samsumi
Wijayati Mar’at, Psikologi Perkembangan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2005/2006), 127-128.
[9] John
W. Santrook, Life-Spon Development: Perkembangan Masa Hidup (Jakarta:
Erlangga, 2002), 222.
[10] http://www.kompas,com/kompas-cetak/o....tek/kili_22.htm diakses tanggal 12 desember 2011 jam
22.13
[12] Sulaeman, D. 1995.
Psikologi Remaja : Dimensi-Dimensi
Perkembangan.Bandung: CV Mandar Maju.
0 komentar:
Posting Komentar