Rabu, 07 November 2012

tela'ahj kurikulum



A. Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum.
Stuktur kurikulum SD meliputi subtansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai kelas I sampai kelas VI.
  1. Struktur Kurikulum di SD
Struktur kurikulum SD meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai Kelas I sampai dengan Kelas VI. Struktur kurikulum SD disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut.
1.      Kurikulum SD memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri.
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan.
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik.
2.      Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD merupakan “IPA Terpadu” dan “IPS Terpadu”.
3.      Pembelajaran pada Kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan pada Kelas IV s.d. VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.
4.      Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan.
5.      Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit.
6.      Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38 minggu.[1]







Struktur kurikulum SDN Bangkok
Komponen
Kelas dan Alokasi Waktu
I
II
III
IV, V, dan VI
A. MaA. Mata Pelajaran
ta Pelajaran



Pendekatan
Tematik



Pendekatan
Tematik
3
1. Pendi1. Pendidikan Agamadikan Agama
2. Pendi2. Pendidikan Kewarganegaraandikan Kewarganegaraan
2
33. Bahasa Indonesia
. Bahasa Indonesia
5
4. 4. MatematikaMatematika
5
5. Ilm5. Ilmu Pengetahuan Alamu Pengetahuan Alam
4
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
3
7. Seni Budaya dan Keterampilan
4
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kese8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
hatan
4
B. MuataB. Muatan Lokal
n Lokal
2
C. PenC. Pengembangan Diri
gembangan Diri
2*)
Jumlah
26
27
28
32
*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran

B. Organisasi Kurikulum
Terdapat tiga bentuk organisasi kurikulum yang berorientasi pada disiplin ilmu, yaitu sebagai berikut:
  1. Correlated Curriculum
Pada organisai kurikulum ini, mata pelajaran tidak disajikan secara terpisah, akan tetapi mata pelajaran-mata pelajaran yang memiliki kedekatan atau mata pelajaran sejenis dikelompokkan sehingga menjadi suatu bidang studi (broadfield), seperti mata pelajaran geografi, sejarah, ekonomi dikelompokan dalam bidang studi IPS. Demikian juga dengan mata pelajara biologi, kimia, fisika dikelompokan menjadi bidang studi IPA.
Mengorelasikan bahan atau isi materi kurikulum dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan, yaitu :
v  Pendekatan stuktural
Dalam pendekatan ini, kajian suatu pokok bahasan ditinjau dari beberapa mata pelajaran sejenis.
v  Pendekatan fungsional
Pendekatan ini didasarkan kepada pengkajian masalah yang berarti dalam kehidupan sehari-hari.
v  Pendekatan daerah
Pada pendekatan ini materi pelajaran ditentukan berdasarkan lokasi atau tempat.
.Pengertian Organisasi Kurikulum
Organisasi kurikulum adalah pola atau bentuk penyusunan bahan pelajaran yang akan diajarkan atau disampaikan kepada murid,1 atau merupakan suatu cara menyusun bahan atau pengalaman belajar ingin dicapai dengan tujuan mempermudah siswa dalam mempelajari bahan pelajaran serta mempermudah siswa dalam melakukan kegiatan belajar, sehingga tujuan pembelajaran dicapai secara efektif.2
Organisasi kurikulum merupakan suatu dasar yang penting sekali dalam pembinaan kurikulum dan bertalian erat dengan tujuan program pendidikan yang hendak dicapai, karena bentuk kurikulum turut menentukan bahan pelajaran, urutannya dan cara menyajikannya kepada murid-murid.3
Pada prinsipnya organisasi kurikulum disusun untuk mempermudah proses pembelajaran kepada siswa agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan optimal.

2.Faktor-Faktor Yang Perlu Diperhatikan Dalam Organisasi Kurikulum
Dalam penyusunan organisasi kurikulum ada sejumlah faktor yang harus diperhatikan, yakni4 :
A.Ruang lingkup (Scope), merupakan keseluruhan materi pelajaran dan pengalaman yang harus dipelajari siswa. Ruang lingkup bahan pelajaran sangat tergantung pada tujuan pendidikan yang hendak dicapai.
B.Urutan bahan (Sequence), berhubungan dengan urutan penyusunan bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa agar proses belajar dapat berjalan dengan lancar.
Urutan bahan meliputi dua hal: pertama, urutan isi bahan pelajaran dan kedua, urutan pengalaman belajar yang memerlukan pengetahuan tentang perkembangan anak dalam menghadapi pelajaran tertentu.
C.Kontinuitas, berhubungan dengan kesinambungan bahan pelajaran tiap mata pelajaran, pada tiap jenjang sekolah dan materi pelajaran yang terdapat dalam mata pelajaran yang bersangkutan. Kontinuitas ini dapat bersifat kuantitatif dan kualitatif .
D.Keseimbangan, adalah faktor yang berhubungan dengan bagaimana semua mata pelajaran itu mendapat perhatia yang layak dalam komposisi kurikulum yang akan diprogramkan pada siswa. Keseimbangan dalam kurikulum dapat ditinjau dari dua segi yakni keseimbangan isi atau apa yang dipelajari, dan keseimbangan cara atau proses belajar.
E.Integrasi atau keterpaduan, yang berhubungan dengan bagaimana pengetahuan dan pengalaman yang diterima siswa mampu memberi bekal dalam menjawab tantangan hidupnya, setelah siswa menyelesaikan program pendidikan disekolah.

3.Bentuk-Bentuk Organisasi Kurikulum
Berkaitan dengan pola organisasi kurikulum, terdapat sejumlah pendapat dan variasi pengkategorian sistem organisasi kurikulum, maka akan dibahas organisasi kurikulum berdasar dua kategori. Berdasarkan mata pelajaran dan terintegrasi5. Adapun pembagiannya sebagai berikut :


A.Organisasi kurikulum berdasrkan mata pelajaran (subject curriculum), terbagi atas :
1)Mata pelajaran terpisah (separated curriculum)
Kurikulum ini menyajikan segala bahan pelajaran dalam berbagai macam mata pelajaran yang terpisah-pisah satu sama lain, seakan-akan ada batas pemisah antara mata pelajaran satu dengan yang lain, juga antara kelas yang satu dengan kelas yang lain
Beberapa hal positif dari separated curriculum ini adalah6 :
Bahan pelajaran disajikan secara sistematis dan logis
Dapat dilaksanakan untuk mewariskan nilai-nilai budaya terdahulu
Kurikulum ini mudah diubah dan dikembangkan
Bentuk kurikulum ini mudah dipola, dibentuk, didesain bahkan mudah untuk diperluas dan dipersempit sehingga mudah disesuaikan dengan waktu yang ada.
Sedangkan beberapa kritik terhadap kurikulum ini antara lain7 :
Mata pelajaran terlepas-lepas satu sama lain.
Tidak atau kurang memperhatikan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Dari sudut psikologis, kurikulum demikian mengandung kelemahan: banyak terjadi verbalitas dan menghafal serta makna tujuan pelajaran kurang dihayati oleh anak didik.
Kurikulum ini cenderung statis dan ketinggalan dari perkembangan zaman




2)Mata pelajaran gabungan (corelated curriculum)
Yaitu kurikulum yang menekankan perlunya hubungan diantara dua atau lebih mata pelajaran tanpa menghilangkan batas-batas setiap mata pelajaran. Misalnya Sejarah dan Ilmu Bumi dapat diajarkan untuk saling memperkuat.8
Ada tiga jenis korelasi yang sifatnya bergantung dari jenis mata pelajaran.9
Korelasi faktual, misalnya sejarah dan kesusastraan. Fakta-fakta sejarah disajikan melalui penulisan karangan sehingga menambah kemungkinan menikmati bacaannya oleh siswa.
Korelasi deskriptif, korelasi ini dapat dilihat pada penggunaan generalisasi yang berlaku untuk dua atau lebih mata pelajaran. Misal psikologi dapat berkorelasi dengan sejarah atau Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunakan prinsip-prinsip yang ada dalam psikologi untuk menerangkan kejadian-kejadian sosial.
Korelasi normatif, hampir sama denagan korelasi deskriptif, perbedaannya terletak pada prinsipnya yang bersifat moral sosial. Sejarah dan kesusastraan dapat dikorelasikan berdasarkan prinsip-prinsip moral sosial dan etika.
Beberapa kelebihan kurikulum ini adalah :10
Dengan korelasi, pengetahuan murid lebih integral, tidak terlepas-lepas (berpadu).
Dengan melihat hubungan erat antara mata pelajaran satu dengan yang lain, minat murid bertambah.
Korelasi memberikan pengertian yang lebih luas dan mendalam karena memandang dari berbagai sudut.
Dengan korelasi maka yang diutamakan adalah pengertaian dan prinsip-prinsip bukan pengetahuan akan fakta, dengan begitu lebih memungkinkan penggunaan pengetahuan secara fungsional bagi murid-murid.
Berikut beberapa kelemahan dari kurikukum mata pelajaran gabungan ini adalah11 :
Sulit untuk menghubungkan dengan masalah-masalah yang hangat dalam kehidupan sehari-hari, sebab dasarnya subject centered.
Brood fields tidak memberikan pengetahuan yang sistematis dan mendalam untuk sesuatu mata pelajaran sehingga hal ini dipandang kurang cukup untuk bekal mengikuti pelajaran di perguruan tinggi.
B.Kurikulum terpadu (integrated curriculum)
Dalam kurikulum terpadu atau terintergrasi, batas-batas diantara mata pelajaran sudah tidak terlihat sama sekali, karena semua mata pelajaran sudah dirumuskan dalam bentuk masalah atau unit.
Ciri-ciri kurikulum terintegrasi ini antara lain12 :
Berdasarkan filsafat pendidikan demokrasi
Berdasarkan psikologi belajar gestalt dan organismik
Berdasarkan landasan sosiologis dan sosiokultural
Berdasarkan kebutuhan, minat dan tingkat perkembangan atau pertumbuhan siswa.
Bentuk kurikulum ini tidak hanya ditunjang oleh semua mata pelajaran atau bidang studi yang ada, tetapi lebih luas. Bahkan mata pelajaran baru dapat saja muncul dan dimanfaatkan guna pemecahan masalah
Sistem penyampaian menggunakan sistem pengajaran unit, baik pengalaman (experience) atau pelajaran (subject matter unit)
Peran guru sama aktifnya dengan peran murid. Guru selaku pembimbing.
Beberpa manfaat kurikulum terpadu ini antara lain13 :
a.Segala sesuatu yang dipelajari anak merupakan unit yang bertalian erat, bukan fakta yang terlepas satu sama lain.
b.Kurikulum ini sesuai dengan pendapat-pendapat modern tentang belajar, murid dihadapkan kepada masalah yang berarti dalam kehidupan mereka.
c.Kurikulum ini memungkinkan hubungan yang erat antara sekolah dengan masyarakat.
d.Aktifitas anak-anak meningkat karena dirangsang untuk berpikir sendiri dan berkerja sendiri, atau kerjasama dengan kelompok.
e.Kurikulum ini mudah disesuaikan dengan minat, kesanggupan dan kematangan murid.
Keberatan-keberatan yang dilontarkan pada pelaksanaan kurikulum terpadu ini adalah14 :
Guru belum siap untuk melaksanakan kurikulum ini
Kurikulum ini tidak mempunyai organisasi yang sitematis
Kurikulum ini memberatkan guru
Kurikulum ini tidak memungkinkan ujian umum, sebab tidak ada unformitas di sekolah-sekolah satu sama lain
Anak-anak diragukan untuk bisa diajak menentukan kurikulum
Pada umumnya kondisi sekolah masih kekurangan alat-alat untuk melaksanakan kurikulum ini.

Adapun dalam bentuk kurikulum terpadu ini terbagi lagi, meliputi :
1)Kurikulum inti (core curriculum)
Kurikulum ini bertujuan untuk mengembangkan integrasi, melayani kebutuhan siswa dan meningkatkan keaktifan belajar dan hubungan antara kehidupan dan belajar.15
Ciri yang membedakan kurikulum inti, yaitu16 :
Kurikulum inti menekankan kepada nilai-nilai sosial, unsur universalitas dalam suatu kebudayaan memberikan stabilitas dan kesatuan pada masyarakat.
Struktur kurikulum inti ditentukan oleh problem sosial.
Karakteristik yang dapat dikaji dalam kurikulum ini adalah17 :
Kurikulum ini direncanakan secara berkelanjutan (continue), selalu berkaitan dan direncanakan secara terus-menerus
Isi kurikulum yang dikembangkan merupakan rangkaian dari pengalaman yang saling berkaitan
Isi kurikulum selalu mengambil atas dasar masalah atau problema yang dihadapi secara aktual
Isi kurikulum cenderung mengambil atau mengangkat substansi yang bersifat pribadi maupun sosial
Isi kurikulum ini difokuskan berlaku untuk semua siswa, sehingga kurikulum ini sebagai kurikulum umum, tetapi substansinya bersifat problema, pribadi, sosial dan pengalam pribadi.
Manfaat kurikulum inti adalah18 :
Segala sesuatu yang dipelajari dalam unit bertalian erat
Kurikulum ini sesuai dengan pendapat-pendapat modern tentang belajar
Kurikulum ini memungkinkan hubungan yang erat antara sekolah dengan masyarakat
Kurikulum ini sesuai dengan paham demokrasi
Kurikulum ini mudah disesuaikan dengan minat.
2)Kurikulum yang berlandaskan pada proses sosial dan fungsi kehidupan (social functions and persistens situations)
Kurikulum social functions didasarkan atas kegiatan-kegiatan manusia dalam masyarakat, dalam social functions dapat diangkat berbagai kegiatan-kegiatan manusia yang dapat dijadikan sebagai topik pembelajaran. Sebagai modifikasi dari social functions adalah persistent life situations yng berkarakteristik yaitu situasi yang diangkat senantiasa dihadapi manusia dalam hidupnya, masal lalu, saat ini dan masa yang akan datang.19
Secara umum ada tiga kelompok situasi yang dihadapi manusia, yaitu :
a.Situasi mengenai perkembangan individu. Misalnya kesehatan, intelektual, moral dan keindahan.
b.Situasi untuk perkembangan partisipasi sosial yaitu : hubungan antar pribadi, keanggotaan kelompok dan hubungan antar kelompok.
c.Situasi untuk perkembangan kemampuan menghadapi faktor-faktor ekonomi dan daya-dayalingkugan, yaitu : bersifat alamiah, sumber teknologi danstruktur dan daya-daya sosial ekonomi
Kurikulum ini dikenal juga dengan sebutan life curruculum, yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang berarti bagi anak sesuai denganapa yang dibutuhkansehari-hari dalam kehidupan.20
Ide life curriculum pada dasarnya bersumber dari pandangan Herbert Spencer (1860) tentang lima kategori bentuk-bentuk kegiatan yang dapat dijadikan tujuan pendidikan, yaitu21:
Self preservation (pemeliharaan diri)
Securing necessities of life (menggembarkan kepentingan kehidupan)
Rearing and disciplining of a offspringl (memelihara keturunan)
Meintenance of proper social and political relations (memelihara hubungan sosial dan politik
Menurut Marshal dan Goets, diantara manfaat dari kurikulumini adalah22 :
Mengambil bahan pelajaran sekitar masalah dan proses sosial atau segi-segi kehidupan.
Memungkinkan digunakan latar belakang pengalaman siswa yang dapat menunjang belajar, karena bahan pelajaran diorganisasi sekitar kehidupan anak. Pendekatannya semacam laboratorium kehidupan sosial.
Data tentang kehidupan sosial setiap saat, dari berbagai tempat dan kebudayaan.
Memungkinkan mendapat pengalaman yang luas, karena siswa mempelajari berbagai kehidupan sosisal.
Dengan kurikulum ini dapat dimungkinkan diciptakannya proses sosial sebagaimana diinginkan (social engineering).
Adapun kesulitan dalam pengembangan kurikulum ini yaitu23
Dalam pelaksanaan, menemukan hubungan isi kurikulum dengan fungsi kehidupan yang dikehendaki hanya sedikit yang dapat dicapai.
Menyusun kurikulum dengan skema didasarkan dari kehidupan lebih sulit dibandingkan dengan mengorganisasi bahan pelajaran berpusat pada mata pelajaran.
Seringkali terjadi kegagalan dalam mengintegrasikan pengalaman-pengalaman belajar sesuai dengan tujuan utama dari bentuk life curriculum
3)Kurikulum yang berpusat pada kegiatan atau pengalaman (experience and activity curriculum)
Kurikulum ini dikenal juga dengan sebutan activity curriculum. Mengutamakan kegiatan-kegiatan atau pengalaman-pengalaman siswa dalam rangka membentuk kemampuan yang terintegritas dengan lingkungan maupun potensi siswa.24 Kurikulum ini berupaya mengatasi kelemahan pada subject curriculum, yakni anak lebih banyak menerima (passive), juga bahan pelajaran merupakan hasil pengalaman masa lampau.25
Rasional penggunaan bentuk kurikulum ini adalah26 :
Belajar dapat terjadi dengan proses mengalami. Anak dapat belajar dengan baik bila ia dihadapkan dengan masalah aktual, sehingga dapat menemukan kebutuhan reel atauminatnya.
Belajar merupakan transaksi aktif.
Belajar secara aktif memerlukan kegiatan yang bersifat vital, sehingga dapat berupaya mencapai tujuan dan memenuhi kebutuhan pribadinya.
Belajar terjadi melalui proses mengatasi hambatan (masalah) sehingga mencapai pemecahan atau tujuan.
Hanya dengan melalui penyodoran masalah memungkinkan diaktifkannya motivasi dan upaya, sehingga anak berpengalaman dengan kegiatan yang bertujuan.
Penggunaan kurikulum ini dengan menggunakan metode proyek. Kill Patrick (1918) membagi proyek-proyek yang dapat dilaksanakan sebagi berikut27 :
Proyek permainan seperti menari atau drama
Proyek eksistensi seperti karya wisata ke tempat-tempat bersejarah, kebun biologi dan sejenisnya
Proyek cerita seperti membaca cerita, mendengarkan cerita
Proyek pekerjaan tangan seperti membuat prakarya
Menurut Nasution, dalam perkembangan kurikulum ini selanjutnya pengalaman langsung dan minat spontan lebih-lebih digunakan sebagai bantuan dalam proses belajar. Bukan sebagai pokok untuk menusun unit. Minat anak lebih banyak ditentukan berdasarkan studi, pengalaman atau penelitian.28
4.Prosedur Pengorganisasian Kurikulum
Dalampemilihandan reorganisasi isi kurikulum diperlukan suatu prosedur atau tata kerja tertentu, yang meliputi29 :
a.Prosedur employee. Guru memilih dan mengorganisasi isi kurikulum tersebut. Guru sangat berperan penting
b.Prosedur Buku Pelajaran (the textbook procedure). Pemilihan isi kurikulum didasarkan pada materi yang terkandung dalam sejumlah buku pelajaran yang telah dipilih oleh panitia khusus.
c.Prosedur survei pendapat (the survey of oppinions procedure). Pemilihan pengorganisasian atau reorganisasiisi kurikulum dengan mengadakan survei atau penelitian terhadap pendapat berbagai pihak.
d.Prosedur studi kesalahan (thestudy of errors procedure). Mengadakan analisis terhadap kesalahan, kekeliruan dan kelemahan dari pengalaman yang baru.
e.Prosedur mempelajari kurikulum lainnya (the study of other curriculum procedure). Mempelajari kurikulum sekolah lain untuk diterapkan dan menentukan isi kurikulum yang sesuai dengan tujuan sekolah sendiri yang ingin dicapai. Tidak harus sama, melainkan perlu adanya evaluasi dan modifikasi.
f.Prosedur analisis kegiatan orang dewasa (the analysis of adult activities procedure). Mengadakan studi kegiatan yang dilakukan yang berguna untuk dipelajari oleh siswa, kemudian diidentifikasi kegiatan tersebut sehingga dapat disusun suatu program pengalaman kurikuler untuk diajarkan disekolah.
Beberapa contoh analisi tersebut yaitu :
Kegiatan bahasa dan interkominikasi sosial
Kegiatan kesehatan
Kegiatan sebagai warga negara
Kegiatan sosial umum
Kegiatan pemanfaatan waktu dan rekreasi
Kegiatan dalam rangka kesehatan mental
Kegiatan keagamaan
Kegiatan Sebagai orang tua
Kegiatan nonvocational
g.Prosedur fungsi-fungsi sosial (the social functions procedure). Berbagai macam fungsi sosial yang ditemukan melalui survei, studi literatur atau riset, kemudian diklasifikasikan menjadi ”area of living”.
Menurut Douglass, area of living meliputi citizenship, home living, leisure life, vocational efficiency, physical and mental health dan continued learning. Sedangkan menurut Stratemenyer yaitu, home, comunity, leisure time, work dan spiritual activities.
h.Prosedur minat dan kebutuhan remaja (the youth interest and needs procedure). Dari prosedur sosial diatas kemudian diklasifikaskan menjadi ”persistent life problems”, adapun urutannya didasarkan pada latar belakang, kematangan, minat dan kebutuhan para siswa secara kronologis dan logis dan juga sebagai persiapan menempuh kehidupan dewasa. Jadi prosedur ini tidak bersifat individualistik, melainkan interaksi antara individu anak (remaja) dengan lingkungannya.
BAB III
KESIMPULAN



DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad.Pengembangan Kurikulum Di Sekolah.Bandung:Sinar Baru.1992.

Hamalik, Oemar.Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung:Remaja Rosdakarya.2008.

Nasution, S.Asas-Asas Kurikulum.Jakarta:Bumi Aksara.2008.

Octaviani, Fani.Model dan Organisasi kurikulum(http://fanioctaviani.blogspot.com/ 2009/11/model-dan-organisasi-kurikukulum.html) Senin 9 Novempber 2009. diakses tanggal12 Oktober 2010


Zakki, Muhammad dan Sariban Anantum.Pengembangan Kurikulum.Surabaya:Bina Ilmu.1996.

Sudjana, Nana.Pembinaan dan pengembangan Kurikulum Sekolah.Bandung:Sinar Baru Algensindo. 2002.

Suryosubroto, B.Tatalaksana KurikulumJakarta:Rineka Cipta.2005.
persiABAd2:53 PM



[1]E Mulyasa.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan:Sebuah Panduan Praktis(Bandung:Remaja Rosdakarya,2009),50-51

0 komentar:

Posting Komentar

Pages

 
;